Kupas Tuntas Alarm Early Warning
Pada saat ini bangsa indonesia sering kali dilanda bencana alam yang secara terus menerus berdatangan dan bisa dikatakan tanpa henti. Lihat saja pada bencana alam seperti Tsunami, Gunung meletus, banjir bandang di wasior dan lain- lain. Ini merupakan teguran dari Allah untuk kita yang sering bangga dengan dosa-dosa dan lupa akan kodrat kita sebagai mahluk ciptaan-Nya untuk menjaga kelestarian negara kita. Sekarang saatnya untuk kita bangkit dan meninggalkan keterpurukan tersebut. Sebagai generasi muda, kita wajib menjaga dan melakukan pencegahan untuk menangani bencana-bencana tersebut.
Tsunami yang pernah menerjang kota Banda Aceh contohnya, dapat menjadi konsep utama bagi kita untuk melakukan antisipasi ataupun peringatan ketika bencana alam tersebut akan datang. Peringatan tersebut dapat kita lakukan dengan membuat Alarm Early Warning untuk mengetahui kapan tsunami akan datang. Tsunami sering terjadi didaerah-daerah yang berdekatan dengan pantai dan ini terjadi karena adanya pergeseran lempengan bumi. Biasanya tsunami dapat diketahui ketika terjadi arus pasang air laut yang mengakibatkan naiknya tinggi permukaan air laut. Oleh karena itu, untuk mengetahui gejala tersebut biasanya di pasang sensor. Output dari sensor tersebut berupa alarm, dimana alarm tersebut terhubung ke sensor yang di pasang tadi. Untuk sensor tsunami, biasanya digunakan sensor air, dengan logika bila terkena air pada saat air laut mencapai keadaan pasang, maka sensor memberi logika 1 dan akan di kirim ke alarm, sehngga alarm berbunyi.Gambar simulasi tersebut tampak seperti di bawah ini:
Pada gambar tersebut sensor 1 dan sensor 2 bertindak sebagai input, sedangkan alarm sebagai output. Input yang di baca oleh sensor adalah air yang mengenai sensor tersebut. Seperti proyek sederhana yang saya sudah kerjakan sebelumnya, untuk rangkaian sensor ini bisa menggunakan IC AT89cs51. Sedangkan Alarm bisa kita gunakan buzzer dan untuk mengatur besar kecilnya suara kita bisa menggunakan potensiometer.`Bila kita ingi menambahkan aplikasinya lagi, kita bisa menambahkan lampu penanda yang alatnya itu bisa berupa led.
Kendala yang sering kita alami ialah, terbaca tidaknya air (sebagai input) oleh IC pada sensor ini, serta terhubung baik atau tidaknya rangkaian sensor ini dengan alarm. Selain itu, kerapatan selubung untuk menutupi sensor dengan rangkaian menjadi perhatian penting untuk mencegah terjadinya kerusakan pada sensor tersebut.
Berbeda dengan sensor yang ada pada Laut, sensor yang ada pada gunung merapi biasanya sensor yang bekerja karena adanya getaran dari gunung tersebut atau saja dengan membaca kerapatan dari gunung tersebut. Biasanya sensor tersebut di letakkan di bawah gunung tersebut, dimana prinsip kerjanya hampir sama dengan Sensor tsunami, tapi hanya beda pada inputnya(bukan air laut).
Setelah kita mengetahui konsep sensor-sensor tersebut selanjutnya untuk mengantisipasi terjadinya korban tsunami ataupun gunung merapi, diperlukan kesadaran dan kewaspadaan dari masyarakat itu sendiri, khusunya masyarakat yang ada di tepi laut atau bencana tersebut. Pemerintah juga harus turut aktif menghimbau serta mengajak dan membantu masyarakat dalam menghadapi bencana alam ini.
Semoga tulisan ini dapat membantu kita tentang dasar Alarm Early Warning ini dan membuat kita sadar akan bencana yang ada di sekitar kita. Mohon maaf bila ada kesamaan isi dan sumber dari tulisan ini serta pihak yang dirugikan.
Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar