Dunia Otomotif sekarang telah berkembang sangat pesat di Internasional. Keadaan ini membuat kita akan tertinggal jika tidak mengikuti perkembangannya. Sama halnya dengan computer, ini tidak akan ada habisnya untuk di kembangkan. Karena banyak sekali inovasi-inovasi yang terus dikembangkan.
Saya sangat tertarik sekali dengan dunia Otomotif sejak saya dari kecil. Karena sejak dari kecil saya selalu membantu Papa saya untuk men cunUp mobil langganan nya. Dari saya yang tidak tahu sama sekali tentang bagian-bagian dari mobil,sampai sekarang saya mengetahui sebaian dari bagian tersebut.
Saya mencoba meneruskan darah Papa saya ini karena saya memang sudah tertari dari kecil. Saya ingin mendirikan usaha ini dengan bermodalkan pengetahuan computer. Ini saya lakukan karena sekarang aplikasi-aplikasi sudah dapat dipadukan dengan tekhnologi apapun. Dengan basic ini saya dapat mengaplikasikan computer ke Otomotif,khususnya Mobil. Walaupun saya tidak berbasic otomotif, tapi saya selalu mencari tahu sendiri dan bertanya dengan papa saya.
Berbekal dari ini saya akan mengembangkan semua pengetahuan di dunia computer saya dengan otomotif yang ada sekarang. Saya juga memiliki konsep tersendiri dalam mendirikan usaha saya ini. Konsep itu berupa kerjasama antara saya dengan papa saya.
Lokasi yang saya ambil untuk memulai usaha ini ialah daerah Jakarta Timur. Tempat ini saya ambil karena untuk memudahkan saya dalam mengolahnya. Karena selain strategis, daerah ini juga dekat dngan tempat tinggal saya. Selain itu, saya juga ingin membuka cabang di daerah bekasi dan depok.
Nama yang saya pilih untuk bisnis saya ini ialah “Dwi Suci Motor”. Nama depan “Dwi” saya ambil dari nama depan papa saya. Nama tengah “Suci”saya ambil dari nama tengah mama saya. Nama belakang saya ambil dari usaha yang saya ambil ini.
Modal yang saya gunakan untuk membangun usaha saya ini berupa pinjaman dari bank. Modal ini tentunyadigunakan untuk membeli tempat, peralatan otomotif, gaji karyawan dan promosi”. Saya merencanakan dalam waktu kurang lebih 2 tahun, modal yang saya pinjam ini sudah dapat saya kembalikan. Untuk dapat memenuhi itu semua, saya harus bekerjasama dengan berbagai kolega yang ada dari kenalan saya dan juga dari teman papa saya.
Setelah saya berhasil mengembalikan pinjaman dari bank. Saya bersama papa saya akan melebarkan sayap dengan membuka berbagai cabang di daerah Jakarta. Setelah kurang lebih 10 tahun menjalankan ini dan usaha ini maju. Saya akan membuat tempat penyaluran dan pengembangan bakat bagi masyarakat yang kurang mampu. Dan mendidik anak-anak jalanan untuk menjadi anak yang lebih berguna untuk dirinya sendiri,orang tuanya, maupun bangsa.
Keinginan saya ini tentu saja tidak lepas dari usaha , doa dan dukungan orang-orang terdekat saya, terutama Keluarga saya. Saya berharap usaha saya ini akan berhasil dan tercapai.
amin
Selasa, 25 Mei 2010
KEBERHASILAN LEWAT BRA DAN BONITA
Jefri Van Novis, mungkin nama ini tidak asing lagi bagi masyarakat Bukittinggi. Pria yang akrab dengan sebutan Jefri ini suka sekali dengan dunia perdagangan, khusunya pakaian dalam wanita. Ia menjual pakaian dalam wanita dengan merek Bonita. Nama Bonita ini terinspirasi dari bahasa Spanyol yang berarti wanita jelita. Bahkan jefri sering dikatakan identik dengan Bonita, karena ia selalu membawa pakaian dalam kemana-mana.
Semenjak memasuki perguruan tinggi, ia menekuni bisnis jual beli produk pakaian dalam wanita. Bisnisnya ini ia jalankan untuk membiayai kuliahnya di salah satu universitas favorit di Sumatra Barat. Tekatnya sejak lulus dari SMU Negri 3 Bukittinggi yang yakin bisa untuk melanjutkan ke universitas membuat ia menjalankan bisnis ini dengan semangat.
Keluarga Jefri termasuk keluarga orang yang bukan berada. Namun demikian ia tidak memandang ini sebagai penghalang untuk ia masuk ke Univesitas Negri. Justru ia optimis dan yakin dapat masuk ke Universitas Negri. Salah satu cara yang ia lakukan ialah dengan mengikuti ujian Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Jefri termasuk salah satu murid yang terpandai di sekolahnya. Jefri pun akhirnya lolos dari ujian SPMB. Ia diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang.
Pilihan “Berkuliah sambil Berdagang” pun di ambilJefri sebagai jalan untuk membiayai kuliahnya ini. Gagasan ini ia pilih karena kekhawatirannya untuk membayar kuliah dan biaya hidup selama kuliah di padang. Karena keluarganya berlatar belakang pedagang, maka keluarganya mengizinkan Jefri untuk mengambil semua pilihan ini.
Jefri termasuk pria yang beruntung, karena ia menjalankan bisnisnya ini dengan modal produk kakak sepupunya di Jakarta. Ini ia lakukan karena ia tidak memiliki modal yang cukup untuk menjalankan bisnisnya sendiri. Produk yang ia ambil dari kakak sepupunya ini ia bayar seminggu kemudian.
Ia memasarkan produknya di pasar grosir terbesar di Sumatra Barat, yaitu di pasar Aur Kuning, Bukittinggi. banyak pedagang dari daerah lain yang dating kelokasi ini karena lokasinya yang strategis. Jefri termasuk pria yang sangat ulet, gigih dan sabar. Ia menawarkan produknya ini sampai keratusan toko yang ada di daerah Sumatra Barat. Berbagai tanggapan dari konsumen pun bermunculan. Ada yang suka dan memuji, dan ada pula yang meremehkan produknya. Sampai kekampus pun Jefri tidak malu membawa barang dagangannya ini untuk di tawarkan ke teman kuliahnya. Jefri pun di kampus mendapat julukan “Tauke Bra”.
Dunia bisnis yang dijalankannya ini membuat ia tidak lupa dengan kuliah yang dijalankannya. Ini terlihat dengan keberhasilannya dia menyelesaikan kuliah Manajemen Pemasarannya selama 3,5 tahun. Nilai IPK yang di dapatkannya pun relative bagus, yakni 3,3.
Kedisiplina yang dimiiki Jefri membuat ia hrus mampu memanajemen waktu antara kuliah dengan bisnis yang dijalankannya ini. Bahkan ditengah-tengah kesibukannya ini, ia masih menyempatkan dirinya untuk kursus bahasa inggris. Ujar Jefri “Ini merupakan modal penting dalam menghadapi persaingan global”.
Potensi dan kemampuan Jefripun semakin bertambah seiring dengan pengalaman yang ia lakukan. Sampai akhirnya pada tanhun 2006 ia merasa mantap untuk membangun bisnisnya sendiriyang terpisah dari kakaknya Semua diserahkan ke kakaknya itu. Anmun ada satu yang tak bisa lepas darinya yaitu nama Bonita, yang dipandangnya sudah melekat dengan personal brand dan membawa hoki. Perusahaannya yang bergerak di industry perjalanan dan wisata diberi nama Bonita Tour and Travel. Perusahaan ini terutama melayani pemesanan tiket pesawat udara untuk tujuan ke dalan maupun ke luar negeri
Modal usaha yang dirintis Jefri tidak terlalu banyak, menjadi sub agent penjualan tiket pesawat. Pada April 2007 ia menggandeng sang kakak untuk mendirikan perseroan terbatas sebagai syarat untuk bisa menjadi agen resmi. Disini pun ia merangkak dari bawah. Karena modalnya terbatas, ia hanya bisa mengajukan dari bawah. Berkat kegigihan menjual tiket, kemudian satu demi satu penerbangan lainnya termasuk maskapai besar seperti Garuda Indonesia mulai mempercayakan penjualan tiket mereka kepada Bonita.
Potensi bisnis di sector ini terbilang besar. Dengan jejaring luas di kalangan para pedagang besar dan grosir di Pasar Aur Kuning, Jefri bisa meraup peluang itu hubungan baiknya dengan sejumlah perusahaan dan instansi pemerintah juga membuat banyak di antara organisasi tersebut yang memesan tiket kepadanya. “Alhamdulillah, cukup banyak yang mempercayakan semua urusan perjalanan kepada Bonita,” ungkap Jefri.
Ketatnya persaingan antara maskapai penerbangan membuat ia menggeluti secara serius. Sampai akhirnya lama-lama pelanggan makin banyak dan hasilnya pun makin banyak. Selain menjual tiket perjalanan udara seluruh maskapai penerbangan domestic dan sebagian penerbangan internasional, kini Bonita menjual paket perjalanan waisata, perjalanan ibadah umrah, haji ONH plus, serta rental mobil dan voucher hotel.
Bonita Tour and Travel member sejumlah nilai tambah dengan menyediakan travel untuk antar jemput, setiap pembelian 10 tiket sekaligus memneri satu tiket travel gratis, pemesanan bias melalui sms dan telepon, dan juga menyediakan hotline service untuk pemesanan maupun keluhan.
Jefri sangat sungguh-sungguh dalam menjalankan usahanya ini. Ini terlihat Jefri tak ragu menyebarkan 2 ribu brosur ke berbagai toko di Aur Kuning dan menggencarkan promosi dengan berbagai media, seperti dari mulut kemulut, media cetak, radio, dan membuka stand di berbagai pameran usaha.
Jefri bertekad merentangkan sayapnya ke Jakarta dan kota lainnya. Sementara itu Bonita telah sukses di kota asalnya. Ia membuka cabang di Pasar Blok A, Tanah Abang, Jakarta Pusat, merupakan lokasi strategis karena merupakan pusat bisnis grosir yang bukan saja melayani seluruh Indonesia, melainkan juga ekspor dan impor. Disini Jefri harus bekerja keras lagi, banyak yang sudah lebih dulu menancapkan kukunya. Namun bukan Bonita namanya jika tidak bisa merebut hati pelanggan barunya, tak pelak lagi bisnisnya akan membuahkan hasil berlipat ganda. Yang menjadi target awalnya adalahpelanggan yang selama ini membeli di Bukittinggi. Hasilnya banyak pula yang membeli.
Dari sekedar berjualan tiket, Jefri juga ingin membesarkan bisnisnya ke bidang terkait. Lingkup usaha seputar bisnis ini memang masih sangat potensial untuk digali. Untuk sasaran jangka pendek, ia berani mengembangkan layanan jasa pengiriman, ia juga berniat masuk ke usaha penukaran uang (money changer).
Seiring dengan usaha yang dijalankannya dan persaingan yang membesar. Keinginan Jefri dalam berusaha pun semakin melambung. “Impian terbesar saya adalah membangun perusahaan penerbangan Bonita Air,” katanya. Sampai akhirnya, bisnis yang dijalankan Jefri pun membumbung tinggi dan lebih tinggi dari pesawat yang tengah terbang di udara.
Semenjak memasuki perguruan tinggi, ia menekuni bisnis jual beli produk pakaian dalam wanita. Bisnisnya ini ia jalankan untuk membiayai kuliahnya di salah satu universitas favorit di Sumatra Barat. Tekatnya sejak lulus dari SMU Negri 3 Bukittinggi yang yakin bisa untuk melanjutkan ke universitas membuat ia menjalankan bisnis ini dengan semangat.
Keluarga Jefri termasuk keluarga orang yang bukan berada. Namun demikian ia tidak memandang ini sebagai penghalang untuk ia masuk ke Univesitas Negri. Justru ia optimis dan yakin dapat masuk ke Universitas Negri. Salah satu cara yang ia lakukan ialah dengan mengikuti ujian Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Jefri termasuk salah satu murid yang terpandai di sekolahnya. Jefri pun akhirnya lolos dari ujian SPMB. Ia diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang.
Pilihan “Berkuliah sambil Berdagang” pun di ambilJefri sebagai jalan untuk membiayai kuliahnya ini. Gagasan ini ia pilih karena kekhawatirannya untuk membayar kuliah dan biaya hidup selama kuliah di padang. Karena keluarganya berlatar belakang pedagang, maka keluarganya mengizinkan Jefri untuk mengambil semua pilihan ini.
Jefri termasuk pria yang beruntung, karena ia menjalankan bisnisnya ini dengan modal produk kakak sepupunya di Jakarta. Ini ia lakukan karena ia tidak memiliki modal yang cukup untuk menjalankan bisnisnya sendiri. Produk yang ia ambil dari kakak sepupunya ini ia bayar seminggu kemudian.
Ia memasarkan produknya di pasar grosir terbesar di Sumatra Barat, yaitu di pasar Aur Kuning, Bukittinggi. banyak pedagang dari daerah lain yang dating kelokasi ini karena lokasinya yang strategis. Jefri termasuk pria yang sangat ulet, gigih dan sabar. Ia menawarkan produknya ini sampai keratusan toko yang ada di daerah Sumatra Barat. Berbagai tanggapan dari konsumen pun bermunculan. Ada yang suka dan memuji, dan ada pula yang meremehkan produknya. Sampai kekampus pun Jefri tidak malu membawa barang dagangannya ini untuk di tawarkan ke teman kuliahnya. Jefri pun di kampus mendapat julukan “Tauke Bra”.
Dunia bisnis yang dijalankannya ini membuat ia tidak lupa dengan kuliah yang dijalankannya. Ini terlihat dengan keberhasilannya dia menyelesaikan kuliah Manajemen Pemasarannya selama 3,5 tahun. Nilai IPK yang di dapatkannya pun relative bagus, yakni 3,3.
Kedisiplina yang dimiiki Jefri membuat ia hrus mampu memanajemen waktu antara kuliah dengan bisnis yang dijalankannya ini. Bahkan ditengah-tengah kesibukannya ini, ia masih menyempatkan dirinya untuk kursus bahasa inggris. Ujar Jefri “Ini merupakan modal penting dalam menghadapi persaingan global”.
Potensi dan kemampuan Jefripun semakin bertambah seiring dengan pengalaman yang ia lakukan. Sampai akhirnya pada tanhun 2006 ia merasa mantap untuk membangun bisnisnya sendiriyang terpisah dari kakaknya Semua diserahkan ke kakaknya itu. Anmun ada satu yang tak bisa lepas darinya yaitu nama Bonita, yang dipandangnya sudah melekat dengan personal brand dan membawa hoki. Perusahaannya yang bergerak di industry perjalanan dan wisata diberi nama Bonita Tour and Travel. Perusahaan ini terutama melayani pemesanan tiket pesawat udara untuk tujuan ke dalan maupun ke luar negeri
Modal usaha yang dirintis Jefri tidak terlalu banyak, menjadi sub agent penjualan tiket pesawat. Pada April 2007 ia menggandeng sang kakak untuk mendirikan perseroan terbatas sebagai syarat untuk bisa menjadi agen resmi. Disini pun ia merangkak dari bawah. Karena modalnya terbatas, ia hanya bisa mengajukan dari bawah. Berkat kegigihan menjual tiket, kemudian satu demi satu penerbangan lainnya termasuk maskapai besar seperti Garuda Indonesia mulai mempercayakan penjualan tiket mereka kepada Bonita.
Potensi bisnis di sector ini terbilang besar. Dengan jejaring luas di kalangan para pedagang besar dan grosir di Pasar Aur Kuning, Jefri bisa meraup peluang itu hubungan baiknya dengan sejumlah perusahaan dan instansi pemerintah juga membuat banyak di antara organisasi tersebut yang memesan tiket kepadanya. “Alhamdulillah, cukup banyak yang mempercayakan semua urusan perjalanan kepada Bonita,” ungkap Jefri.
Ketatnya persaingan antara maskapai penerbangan membuat ia menggeluti secara serius. Sampai akhirnya lama-lama pelanggan makin banyak dan hasilnya pun makin banyak. Selain menjual tiket perjalanan udara seluruh maskapai penerbangan domestic dan sebagian penerbangan internasional, kini Bonita menjual paket perjalanan waisata, perjalanan ibadah umrah, haji ONH plus, serta rental mobil dan voucher hotel.
Bonita Tour and Travel member sejumlah nilai tambah dengan menyediakan travel untuk antar jemput, setiap pembelian 10 tiket sekaligus memneri satu tiket travel gratis, pemesanan bias melalui sms dan telepon, dan juga menyediakan hotline service untuk pemesanan maupun keluhan.
Jefri sangat sungguh-sungguh dalam menjalankan usahanya ini. Ini terlihat Jefri tak ragu menyebarkan 2 ribu brosur ke berbagai toko di Aur Kuning dan menggencarkan promosi dengan berbagai media, seperti dari mulut kemulut, media cetak, radio, dan membuka stand di berbagai pameran usaha.
Jefri bertekad merentangkan sayapnya ke Jakarta dan kota lainnya. Sementara itu Bonita telah sukses di kota asalnya. Ia membuka cabang di Pasar Blok A, Tanah Abang, Jakarta Pusat, merupakan lokasi strategis karena merupakan pusat bisnis grosir yang bukan saja melayani seluruh Indonesia, melainkan juga ekspor dan impor. Disini Jefri harus bekerja keras lagi, banyak yang sudah lebih dulu menancapkan kukunya. Namun bukan Bonita namanya jika tidak bisa merebut hati pelanggan barunya, tak pelak lagi bisnisnya akan membuahkan hasil berlipat ganda. Yang menjadi target awalnya adalahpelanggan yang selama ini membeli di Bukittinggi. Hasilnya banyak pula yang membeli.
Dari sekedar berjualan tiket, Jefri juga ingin membesarkan bisnisnya ke bidang terkait. Lingkup usaha seputar bisnis ini memang masih sangat potensial untuk digali. Untuk sasaran jangka pendek, ia berani mengembangkan layanan jasa pengiriman, ia juga berniat masuk ke usaha penukaran uang (money changer).
Seiring dengan usaha yang dijalankannya dan persaingan yang membesar. Keinginan Jefri dalam berusaha pun semakin melambung. “Impian terbesar saya adalah membangun perusahaan penerbangan Bonita Air,” katanya. Sampai akhirnya, bisnis yang dijalankan Jefri pun membumbung tinggi dan lebih tinggi dari pesawat yang tengah terbang di udara.
MENYULAP KRIPIK PISANG MENJADI UANG
MENYULAP KRIPIK PISANG MENJADI UANG
Mungkin diantara kita pernah bermimpi. Begitu juga halnya dengan Sinta. Perempuan yang lahir pada tanggal 24 0ktober 1986, Teluk Betung ini, memiliki mimpi untuk menjadi seseorang yang sukses dan mengangkat keluarganya keluar dari kemiskinan.
Sinta merupakan sosok wanita yang terbilang ulet, gigih dan cerdas. Bayangkan saja saat ia duduk di kelas 2 SMA, ia harus membantu keluarganya untuk mencari uang. Ini ia lakukan untuk menopang kebutuhan keluarganya dan kehidupannya sehari-hari.
Pada saat itu, Sinta mendapatkan peluang untuk bekerja di pabrik pisang. Selama ia bekerja di pabrik pisang tersebut, ia mengambil ilmu dan pelajaran dalam memproduksi kripk pisang. Bermodal dari pengetahuannya itu, membuat Sinta berfikir untuk mengolah dan mempunyai usaha kripik pisang sendiri. Sampai akhirnya ia mengumpulkan uang higga Rp 3 juta untuk modal awal membuat kripik pisang.
Persaingan dalam membuat kripik pisang ini sudah diketahui Sinta sangat berat. Apalagi didaerah tempat tinggalnya sekarang “Lampung”, terkenal dengan panganan yang berasal dari olahan pisang. Perkembangan olahan rasa di daerah ia pun telah berkembang. Dari hanya rasa gurih asin, sampai akhirnya sekarang dengan berbagai varian rasa yang berbeda. Selain itu juga ada standar kualitas dalam membuat kripik yang harus di terapkan dalam system pembuatannya.
Mengetahui persaingan yang sangat berat ini, membuat Sinta harus berfikir lebih kreatif dan inovatif. Sinta tidak hanya mengolah dan memanfaatkan pisang saja. Tetapi ia juga memanfaatkan hasil bumi yang lainnya. Diantaranya singkong, ubi jalar, talas dan sukun.
Kendala, inilah yang menjadi hal penting dalam setiap usaha kita. Begitu pula dengan usaha yang di rintis oleh Sinta ini. Misalkan saja dalam hal memasarkan hasil olahan yang sudah di produksi. Sampai akhirnya dating bantuan dari saudaranya dan dua orang temannya yang sudah di bilang berpengalaman. Mereka sudah tahu dan mengerti apa yang seharusnya mereka kerjakan.
Setelah usaha kripik Sinta ini berjalan, Sinta pun memberikan nama usahanya ini dengan Istana Kripik Ibu Merry. Nama depannya diambil dari nama ibunya yang bernama Ibu Merry. Tujuannya ialah, ia ingin orang banyak mengetahui bahwa nasib orang bisa berubah.
Bisnis kripik pisang Sinta ini pun terus berjalan dan menjadi pilihan hidupnya. Keuntungan demi keuntungan pun ia dapat. Manis pahitnya usaha yang dijalankannya pun terus berjalan dan dirasakan. Sampai akhirnya Sinta berhasil mewujudkan mimpinya sejak ia masih kecil. Yaitu ia ingin memiliki rumah sendiri, walaupun tidak megah dan besar. Karena sejak kecil Sinta dan keluarganya selalu berpindah-pindah tempat tinggal. Selain itu sekarang Sinta mampu melanjutkan kuliahnya di Fakultas Ekonomi, Universitas Lampung, Sumatra dengan hasil jerih payah kerja kerasnya menjual kripik pisang.
Sebenarnya jiwa bisnis yang dimiliki Sinta sudah terlihat pada saat ia duduk di bangku 6SD. Pada saat itu ia juga telah berbisnis kecil kecilan, dengan menjual secara diam-diam kripik pisang. Dan pada saat ia duduk di bangku SMP, ia membantu ayahnya bekerja di bengkel teralis besi. Jelas saja ia berhasil dalam mengembangkan usaha kripik pisangnya. Keuletan dan ketangguhan yang dimilikinya menghantarkan ia kepintu keberhasilan.
Dunia bisnis dan usaha tentu saja memiliki banyak persaingan diantara pengusaha yang lain. Namun Sinta menanggapi ini semua dengan membuat inovasi baru, yaitu 9 rasa kripik diluar rasa yang standar. Selain itu salah satu cara agar menarik pemeli, ia membiarkan pembeli untuk mencicipi kripik pisang buatannya.
Kerja keras, semangat, kretifitas dan keuletan sangat diperlukan untuk menggapai hasil yang memuaskan seperti Sinta. Begitu halnya dengan Sinta, ia pun tidak lupa berdoa agar usahanya berjalan terusdengan lancar. Seain itu Sinta juga tidak melupakan masyarakat yang berada di bawahnya. Yaitu dengan memberikan zakat.
Sekarang usaha Sinta sudah berjalan selama 13 tahun. Sinta sudah mampu memperkerjakan 13 karyawan, yang diantaranya ialah tetenga-tetenganya. Sinta selalu berfikir untuk mensejahterakan masyarakat disekitarnya dari hasil usahanya itu.
Dengan membaca kisah sukses Sinta ini, kita dapat mengambil kesimpulan. Bahwa kesuksesan dapat diraih karena adanya kerja keras, kesabaran, dan keuletan serta doa. Kita juga diajarkan untuk selalu rendah hati pada saat kita telah mencapai titik kesuksesan.
Mungkin diantara kita pernah bermimpi. Begitu juga halnya dengan Sinta. Perempuan yang lahir pada tanggal 24 0ktober 1986, Teluk Betung ini, memiliki mimpi untuk menjadi seseorang yang sukses dan mengangkat keluarganya keluar dari kemiskinan.
Sinta merupakan sosok wanita yang terbilang ulet, gigih dan cerdas. Bayangkan saja saat ia duduk di kelas 2 SMA, ia harus membantu keluarganya untuk mencari uang. Ini ia lakukan untuk menopang kebutuhan keluarganya dan kehidupannya sehari-hari.
Pada saat itu, Sinta mendapatkan peluang untuk bekerja di pabrik pisang. Selama ia bekerja di pabrik pisang tersebut, ia mengambil ilmu dan pelajaran dalam memproduksi kripk pisang. Bermodal dari pengetahuannya itu, membuat Sinta berfikir untuk mengolah dan mempunyai usaha kripik pisang sendiri. Sampai akhirnya ia mengumpulkan uang higga Rp 3 juta untuk modal awal membuat kripik pisang.
Persaingan dalam membuat kripik pisang ini sudah diketahui Sinta sangat berat. Apalagi didaerah tempat tinggalnya sekarang “Lampung”, terkenal dengan panganan yang berasal dari olahan pisang. Perkembangan olahan rasa di daerah ia pun telah berkembang. Dari hanya rasa gurih asin, sampai akhirnya sekarang dengan berbagai varian rasa yang berbeda. Selain itu juga ada standar kualitas dalam membuat kripik yang harus di terapkan dalam system pembuatannya.
Mengetahui persaingan yang sangat berat ini, membuat Sinta harus berfikir lebih kreatif dan inovatif. Sinta tidak hanya mengolah dan memanfaatkan pisang saja. Tetapi ia juga memanfaatkan hasil bumi yang lainnya. Diantaranya singkong, ubi jalar, talas dan sukun.
Kendala, inilah yang menjadi hal penting dalam setiap usaha kita. Begitu pula dengan usaha yang di rintis oleh Sinta ini. Misalkan saja dalam hal memasarkan hasil olahan yang sudah di produksi. Sampai akhirnya dating bantuan dari saudaranya dan dua orang temannya yang sudah di bilang berpengalaman. Mereka sudah tahu dan mengerti apa yang seharusnya mereka kerjakan.
Setelah usaha kripik Sinta ini berjalan, Sinta pun memberikan nama usahanya ini dengan Istana Kripik Ibu Merry. Nama depannya diambil dari nama ibunya yang bernama Ibu Merry. Tujuannya ialah, ia ingin orang banyak mengetahui bahwa nasib orang bisa berubah.
Bisnis kripik pisang Sinta ini pun terus berjalan dan menjadi pilihan hidupnya. Keuntungan demi keuntungan pun ia dapat. Manis pahitnya usaha yang dijalankannya pun terus berjalan dan dirasakan. Sampai akhirnya Sinta berhasil mewujudkan mimpinya sejak ia masih kecil. Yaitu ia ingin memiliki rumah sendiri, walaupun tidak megah dan besar. Karena sejak kecil Sinta dan keluarganya selalu berpindah-pindah tempat tinggal. Selain itu sekarang Sinta mampu melanjutkan kuliahnya di Fakultas Ekonomi, Universitas Lampung, Sumatra dengan hasil jerih payah kerja kerasnya menjual kripik pisang.
Sebenarnya jiwa bisnis yang dimiliki Sinta sudah terlihat pada saat ia duduk di bangku 6SD. Pada saat itu ia juga telah berbisnis kecil kecilan, dengan menjual secara diam-diam kripik pisang. Dan pada saat ia duduk di bangku SMP, ia membantu ayahnya bekerja di bengkel teralis besi. Jelas saja ia berhasil dalam mengembangkan usaha kripik pisangnya. Keuletan dan ketangguhan yang dimilikinya menghantarkan ia kepintu keberhasilan.
Dunia bisnis dan usaha tentu saja memiliki banyak persaingan diantara pengusaha yang lain. Namun Sinta menanggapi ini semua dengan membuat inovasi baru, yaitu 9 rasa kripik diluar rasa yang standar. Selain itu salah satu cara agar menarik pemeli, ia membiarkan pembeli untuk mencicipi kripik pisang buatannya.
Kerja keras, semangat, kretifitas dan keuletan sangat diperlukan untuk menggapai hasil yang memuaskan seperti Sinta. Begitu halnya dengan Sinta, ia pun tidak lupa berdoa agar usahanya berjalan terusdengan lancar. Seain itu Sinta juga tidak melupakan masyarakat yang berada di bawahnya. Yaitu dengan memberikan zakat.
Sekarang usaha Sinta sudah berjalan selama 13 tahun. Sinta sudah mampu memperkerjakan 13 karyawan, yang diantaranya ialah tetenga-tetenganya. Sinta selalu berfikir untuk mensejahterakan masyarakat disekitarnya dari hasil usahanya itu.
Dengan membaca kisah sukses Sinta ini, kita dapat mengambil kesimpulan. Bahwa kesuksesan dapat diraih karena adanya kerja keras, kesabaran, dan keuletan serta doa. Kita juga diajarkan untuk selalu rendah hati pada saat kita telah mencapai titik kesuksesan.
HOBI MENDATANGKAN REZEKI
HOBI MENDATANGKAN REZEKI
Setiap manusia didunia ini pasti memilik hobi. Hobi dapat menjadi sarana kita untuk berkarya dan berkreatifitas. Diantaranya hobi Rhenald Kasali ini. Pria yang memiliki nama panggilan Adit ini memiliki hobi menggambar sejak kecil. Adit yang lahir pada tanggal 4 Maret 1980 di kota Malang ini sangat gemar dengan menggambar.
Kegemarannya ini telah terlihat ketika ia menjadi juara lomba menggambar murid kelas 1 SD Cor Jesu 1 Malang. Adit pun ingin mengembangkan hobinya ini dengan menyalurkan lewat gambar dan mengirimnya kepada Tino Sidin ( Tokoh legendaries acara “ Gemar Menggambar”). Bukan hanya itu, ia juga suka menngambar dan membuat cerita pada buku tulisnya ketika ia duduk dikelas Vl SD. Ia juga sering memanfaatkan ilustrasinya menjadi serangkaian kisah atau cerita di buku tulisnya.
Pada saat Adit duduk di bangku SMA, ia semakin melebarkan sayap hobinya itu dengan menjadi komikus amatir. Setelah ia lulus, ia melanjutkan pendidikannya dengan kuliah di Advanced Diploma of Interactive Multimedia-kvB Institute of Tech, Sydney, Australia. Di tempat kuliahnya ini, Adit selalu mengikuti lomba yang berbau gambar dan animasi. Di waktu liburanpun Adit memanfaatkannya dengan magang di Indonesia, tepatnya di percetakan sablon, Malang. Berkat keuletan dan hasil sablonannya yang memuaskan dan berkualitas, pemilik percetakan pun menempatkan dia di Broadcast Desain Indonesia , Jakarta Selatan.
Selesai kuiah, ia mengawali kariernya sebagai creative designer & animator di Trans TV. Pada tempat ini, ia berhasil meraih prestasi dengan memenangkan “Best Video Clip of The Month” video music Indonesia pada tahun 2002 dan “People Choice Award”. Selepas bekerja dari Trans TV, ia bertekad membuat lembaga kursus animasi dengan modal Rp 400 juta. Yang menjadi tekad ia untuk mendirikan lembaga ini ialah “Animasi kita yang kalah jauh dengan Korea, Cina dan India.
Sebelum mendirikan lembaga kursus animasi ini, Adit melakukan survey kepada siapa saja yang ingin menjadi muridnya. Hasilnya, banyak orang yang tertarik dan berminat. Setelah itu berdirilah sebuah lembaga kursus animasi dengan nama “HelloMotion Inc, School of Animation and Cinema. Sekarang, perusahaan yang telah didirikannya berhasil meluluskan setidaknya 800 siswa.
Sekarang Adit dapat dikatakan berhasil dalam menggampai impiannya berkat hobinya ini. Hal ini terbukti di usia mudanya sekarang (29), ia telah memiliki beberapa penghargaan kelas internasional. Tentu saja keberhasilannya ini tidak lepas dari dukungan orang tuanya “Sanarto santoso dan Tri Astuti” serta usaha dan kerja kerasnya sendiri.
Diantara penghargaannya itu, ia di nobatkan sebagai Internasional Young Screen Entrepreneur of the Year 2007 oleh pakar film Inggris. Bukan hanya itu saja, berkat imajinasi dan kepintaran melihat peluang dan kreatifitas yang ia miliki ini, Sekolah film HelloMotion yang didirikannya sekarang dapat dibilang terkenal dengan citra yang baik.
Dengan basic pendidikan di Advanced Diploma of Interactive Multimedia-kvB Institute of Tech, Sydney, Australia , kemampuan Adit dalam hal animasi dan desain grafis tidak perlu dipertanyakan lagi. Ia telah mendobrak dan membuka jalan buntu bagi perindustrian animasi di Tanah Air kita. Selain itu ia juga membuka peluang kerja bagi masyarakat kita dan meningkatkan kualitas hidup serta kesejahteraan warga Negara kita.
Keberhasilan yang ia capai sekarang tidak membuat ia menjadi sombong dan merasa puas. Adit selelu menerapkan motto hidup “Merasa selalu hijau seperti tumbuhan, bukan buah yang matang. Karena lama-lama akan membusuk”. Artinya kita merasa senior dan merasa tahu semuanya. Jika kita merasa tumbuh, maka siapa saja yang hijau akan selalu haus ilmu yang baru.
Kisah sukses dan perjalanan hidup Adit ini dapat menjadi motivasi dan pacuan kita untuk selalu bekerja keras dalam mencapai impian. Impian dapat kita raih berkat kerja keras kita dan jiwa kesabaran kita. Contohnya saja kesuksesan Adit dari hasil pekerjaan yang disertai dasar hobi.
Setiap manusia didunia ini pasti memilik hobi. Hobi dapat menjadi sarana kita untuk berkarya dan berkreatifitas. Diantaranya hobi Rhenald Kasali ini. Pria yang memiliki nama panggilan Adit ini memiliki hobi menggambar sejak kecil. Adit yang lahir pada tanggal 4 Maret 1980 di kota Malang ini sangat gemar dengan menggambar.
Kegemarannya ini telah terlihat ketika ia menjadi juara lomba menggambar murid kelas 1 SD Cor Jesu 1 Malang. Adit pun ingin mengembangkan hobinya ini dengan menyalurkan lewat gambar dan mengirimnya kepada Tino Sidin ( Tokoh legendaries acara “ Gemar Menggambar”). Bukan hanya itu, ia juga suka menngambar dan membuat cerita pada buku tulisnya ketika ia duduk dikelas Vl SD. Ia juga sering memanfaatkan ilustrasinya menjadi serangkaian kisah atau cerita di buku tulisnya.
Pada saat Adit duduk di bangku SMA, ia semakin melebarkan sayap hobinya itu dengan menjadi komikus amatir. Setelah ia lulus, ia melanjutkan pendidikannya dengan kuliah di Advanced Diploma of Interactive Multimedia-kvB Institute of Tech, Sydney, Australia. Di tempat kuliahnya ini, Adit selalu mengikuti lomba yang berbau gambar dan animasi. Di waktu liburanpun Adit memanfaatkannya dengan magang di Indonesia, tepatnya di percetakan sablon, Malang. Berkat keuletan dan hasil sablonannya yang memuaskan dan berkualitas, pemilik percetakan pun menempatkan dia di Broadcast Desain Indonesia , Jakarta Selatan.
Selesai kuiah, ia mengawali kariernya sebagai creative designer & animator di Trans TV. Pada tempat ini, ia berhasil meraih prestasi dengan memenangkan “Best Video Clip of The Month” video music Indonesia pada tahun 2002 dan “People Choice Award”. Selepas bekerja dari Trans TV, ia bertekad membuat lembaga kursus animasi dengan modal Rp 400 juta. Yang menjadi tekad ia untuk mendirikan lembaga ini ialah “Animasi kita yang kalah jauh dengan Korea, Cina dan India.
Sebelum mendirikan lembaga kursus animasi ini, Adit melakukan survey kepada siapa saja yang ingin menjadi muridnya. Hasilnya, banyak orang yang tertarik dan berminat. Setelah itu berdirilah sebuah lembaga kursus animasi dengan nama “HelloMotion Inc, School of Animation and Cinema. Sekarang, perusahaan yang telah didirikannya berhasil meluluskan setidaknya 800 siswa.
Sekarang Adit dapat dikatakan berhasil dalam menggampai impiannya berkat hobinya ini. Hal ini terbukti di usia mudanya sekarang (29), ia telah memiliki beberapa penghargaan kelas internasional. Tentu saja keberhasilannya ini tidak lepas dari dukungan orang tuanya “Sanarto santoso dan Tri Astuti” serta usaha dan kerja kerasnya sendiri.
Diantara penghargaannya itu, ia di nobatkan sebagai Internasional Young Screen Entrepreneur of the Year 2007 oleh pakar film Inggris. Bukan hanya itu saja, berkat imajinasi dan kepintaran melihat peluang dan kreatifitas yang ia miliki ini, Sekolah film HelloMotion yang didirikannya sekarang dapat dibilang terkenal dengan citra yang baik.
Dengan basic pendidikan di Advanced Diploma of Interactive Multimedia-kvB Institute of Tech, Sydney, Australia , kemampuan Adit dalam hal animasi dan desain grafis tidak perlu dipertanyakan lagi. Ia telah mendobrak dan membuka jalan buntu bagi perindustrian animasi di Tanah Air kita. Selain itu ia juga membuka peluang kerja bagi masyarakat kita dan meningkatkan kualitas hidup serta kesejahteraan warga Negara kita.
Keberhasilan yang ia capai sekarang tidak membuat ia menjadi sombong dan merasa puas. Adit selelu menerapkan motto hidup “Merasa selalu hijau seperti tumbuhan, bukan buah yang matang. Karena lama-lama akan membusuk”. Artinya kita merasa senior dan merasa tahu semuanya. Jika kita merasa tumbuh, maka siapa saja yang hijau akan selalu haus ilmu yang baru.
Kisah sukses dan perjalanan hidup Adit ini dapat menjadi motivasi dan pacuan kita untuk selalu bekerja keras dalam mencapai impian. Impian dapat kita raih berkat kerja keras kita dan jiwa kesabaran kita. Contohnya saja kesuksesan Adit dari hasil pekerjaan yang disertai dasar hobi.
Langganan:
Postingan (Atom)